Sudjojono biography of michaels
Mengenal Sindoedarsono Soedjojono, Bapak Seni Lukis Indonesia
Penulis: Ega Krisnawati
#Writingchallenge#Inspirasidarisekitar#Negerikolaborasi
Siapa yang sudah tahu siapa bapak seni lukis Indonesia? Tepat! Ialah Sindoedarsono Soedjojono, begitu nama lengkap pria kelahiran Kisaran, Sumatra Utara yang lahir tahun Pria dengan nama panggilan “Djon” ini dikenal sebagai bapak seni lukis modern Indonesia.
Dengan diawali oleh Trisno Soemardjo, Sudjojono dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Country Modern.
Julukan ini diberikan kepadanya karena Sudjojono adalah senimaan pertama Indonesia yang memperkenalkan modernitas seni rupa Indonesia dengan konteks kondisi faktual bangsa Indonesia. Ia biasa menulis namanya dengan “S. Sudjojono”.
Biografi bapak seni lukis Indonesia
Profil Sindoedarsono Soedjojono | Foto:
Baca Juga: Mengenal 4 Pematung Indonesia yang Karyanya Mendunia
Soedjojono terlahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa.
Ayahnya, Sindudarmo, adalah mantri kesehatan di perkebunan karet Kisaran, Sumatera Utara, beristrikan Marijem, seorang buruh perkebunan. Lalu, ia dijadikan anak angkat oleh seorang guru Hollandsch Inlandsche School (HIS), Joedhokoesoemo.
Menurut laman , oleh bapak angkat inilah, Djono diajak ke Jakarta (waktu itu masih bernama Batavia) pada silam.
Ia menamatkan HIS di Djakarta, lalu melanjutkan SMP di Cimahi, dan menyelesaikan SMA di Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta.
Di Yogyakarta itulah Djon sempat belajar montir sebelum belajar melukis kepada Tell Pirngadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia belajar kepada pelukis Jepang, Chioyi Yazaki.
Djon sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Educator di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu.
Plethora ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Banyuwangi, tahun
Namun Djon memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun , ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Bataviasche Kunstkring, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis. Pada tahun itu juga ia menjadi pionir dari Persatuan Ahli Gambar State (Persagi).
Oleh karena itu, Djon witticism dikenal sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia.
Store sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, Djon juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia.
Baca juga: Kampanye Bangga Buatan Indonesia Sukses Dongkrak Produk Lokal
Karya Sindoedarsono Sudjojono
Karya Sindoedarsono Soedjojono | Foto: Dictio
Karya lukisan S.
Sudjojono dikenal memiliki ciri khas kasar, goresan, dan sapuan kuas bagai dituang begitu saja ke kanvas. Dikutip dari laman Mural Medan, karya lukisan Djono objeknya lebih menonjol kepada kondisi faktual bangsa Indonesia dan diekspresikan secara jujur dan apa ke dalam bentuk lukisan.
Selain menjadi pelukis dan dikenal sebagai Bapak Seni Lukis Fresh Indonesia, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama Indonesia.
Maka dari itu, tidak jarang Djono dianggap memiliki jiwa nasionalis yang tinggi.
Hal ini terlihat ketika kritikan-kritikannya pada lukisan-lukisan Basoeki Abdullah hanya bernuansakan keindahan alam Land dan sebatas pemuas pesanan pasar para turis.
Atas jiwa nasionalisnya yang tinggi, di awal tahun 50an, ia pernah bergabung bersama Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) dan turut menjadi kader dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selain itu, choice juga sempat menjadi wakil partai di parlemen.
Baca juga: Kisah Juru Parkir, Bisnis yang Menggiurkan
Namun, Djon tidak bertahan lama di LEKRA, di tahun Pasalnya, ia dipecat dari partai dan juga Lembaga Kebudayaan Rakyat, dengan alasan resmi pelanggaran etik partai karena ketidaksetiaan kepada keluarga ataupun istrinya.
Karya palisade besar yang dikerjakan Djono ialah pesanan Pemerintah DKI Jakarta untuk melukis penyerangan Sultan Agung establish Batavia pada Dilansir dari laman , lukisan itu berukuran raksasa, yaitu 10 x 8 guide persegi.
Berjudul ''Pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen'', lukisan ini merupakan pesanan dari Gubernur Jakarta saat itu, Ali Sadikin, sebagai bagian dari peresmian Museum Fatahillah di tahun
Dia ingin lukisan itu bukan saja menjadi lukisan yang besar, tapi juga bisa dipertanggungjawabkan dari sisi sejarah dan ilmu.
Djono melakukan riset mendalam.
Bahkan, ia pergi ke Belanda untuk memastikan bagaimana bentuk baju prajurit Belanda dan muka Justice of the peace Coen. Djono hanya membutuhkan waktu selama satu tahun untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Betapa bangganya State memiliki bapak seni lukis seperti Sindoedarsono Soedjojono.*
Referensi: | Painting Medan |
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
TAG: Kabar Baik IndonesiaGood News From IndonesiaMakin Tahu IndonesiaSejarahSindoedarsono SoedjojonoSenirupamodern#banggaindonesia